Rabu, 08 Januari 2014

TC TAHAP II TIMNAS U-19 DI YOGYAKARTA

Tags

YOGYAKARTA -Para pemain timnas U-19 telah tiba di Yogyakarta pada Selasa siang (7/1), Kali ini Garuda Jaya ini merebut banyak perhatian, jika dibanding dengan tahun lalu kala latihan di Yogjakarta. 29 pemain diboyong untuk melakoni TC tahap kedua di Yogyakarta. Menurutnya, TC tahap kedua ini untuk membentuk kerangka tim.

Dalam tahap pembentukan kerangka tim ini, bisa saja ada pemain yang ikut seleksi lagi. Tapi, standart yang ditetapkan kepada pemain seleksi sama dengan standart sebelumnya. Menurutnya, pemain yang tidak memenuhi standart dipastikan akan tereliminasi, termasuk pemain sudah lolos seleksi tahap sebelumnya.
Berikut beberapa komentar pemain dan pelatih.
Indra Sjafri
“Ramainya dukungan suporter harus menjadi sebuah kekuatan bagi kami. Menghadapi polularitas, harus dipandang sebagai sebuah suport, penambah semangat. Besarnya harapan sama dengan doa, bukan beban untuk kami, semakin banyak orang berharap, semakin bagus.”
Evan Dimas Darmono
“Jogja adalah tempat yang nyaman, suasananya yang paling membuat saya selalu rindu dengan Jogja. Besarnya dukungan suporter bagi saya adalah motivasi yang besar. Saya berjanji harus memberikan yang terbaik dan tidak boleh mengecewakan mereka.”
Dinan Yahdian Javier

“Jogja berarti saya pulang. Keluarga saya bakal menonton saya latihan setiap hari dan saya wajib membanggakan mereka. Saya harus mengubah dukungan ini menjadi semangat.”
Ravi Murdianto
“Dulu saya tiba di Jogja tidak disambut seperti ini, sekarang sudah ada fans yang memberi hadiah. [Setibanya di stadiun, Ravi membawa beberapa barang pemberian suporter seperti bantal berbentuk baju timnas, bantal leher dan beberapa koleksi fotonya]. Suporter sangat berarti bagi saya, tugas kami adalah berjuang semaksimal mungkin dan membuat mereka bangga dengan kami.”
Muchlis Hadi Ning Syaifulloh

“Jogja adalah kesempatan untuk menyerap materi pelatihan dari Indra Sjafri. Ini akan saya manfaatkan dengan semaksimal mungkin. Saya harus menambah semangat, tidak boleh lemah dalam kedisiplinan.”